BANYUMAS | NARASIDESA.COM – Keberadaan tanah kas desa seluas 2 Hektare di jalan raya Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, mampu dioptimalkan kemanfaatannya dengan dibangunnya kompleks usaha terpadu di bawah naungan Koperasi Utama Sejahtera Mandiri. Beberapa jenis usaha yang berada di area ini yakni Kedai Kopi “Cafe Buluspepe”, peternakan lele dengan jumlah kolam sebanyak 100 buah, peternakan bebek, industri gula kelapa dan pertanian kacang panjang. Keberadaanya telah membuat Desa Cilongok memanfaatkan tanah kas desa untuk menurunkan angka pengangguran.
Kepala Desa Cilongok, Mulyono, mengatakan bahwa sebagian besar mata pencaharian warganya adalah petani, disusul pedagang dan buruh. “Di sini ada 3209 KK, dengan jumlah penduduk sebanyak ± 11 ribu jiwa. Masyarakat miskin terus terang di sini masih cukup tinggi yakni sebanyak 20%. Makanya saya sangat bangga dengan adanya koperasi ini karena dapat menyerap tenaga kerja terutama anak-anak muda desa kami, sehingga ikut serta dalam mengentaskan angka pengangguran, karena ada 40 orang bekerja di sini,” tuturnya.
Tri, selaku pemuda Desa Cilongok yang bertanggungjawab memproduksi gula kelapa di Koperasi Utama Sejahtera Mandiri, mengatakan bahwa gula kelapa memang banyak terdapat di Kecamatan Cilongok. “Sebagian besar mata pencaharian warga Kecamatan Cilongok adalah penderes kelapa,” ujarnya.
Secara umum Kecamatan Cilongok mampu memproduksi gula kelapa sebesar 27.942 ton per tahun. Dengan teknik pengolahan dan teknologi sederhana warisan turun-temurun nenek moyang menjadikan gula merah hasil produksi Kecamatan Cilongok ini memiliki ciri khas dan kualitas produk yang tinggi.
Menurut Tri, di pabriknya sendiri, produksinya baru 10 sampai 15 ton per bulan dan akan ditingkatkan terus. “Harga gula semut 18-20 per kg, Rata rata untuk gula kelapa saat ini kami jual sampai 23 ribu per kg,” ujarnya.
Dari sekitar enam unit usaha yang ada di pinggir jalan utama yang menyambungkan kota Banyumas dan Purwokerto ini, yang paling menonjol dari segi omsetnya adalah usaha kedai kopi “Cafe Buluspepe”.
“Kafe ini konsepnya adalah industrial, omsetnya alhamdulillah antara 60 sampai 70 juta per bulan. Di sini minuman kopi yang paling mendongkrak penjualan. Jenis kopi kami yaitu kopi Cilongok, jenisnya Robusta, tapi Arabica pun ada,” ujar Sigit Priyoko, manajer cafe Buluspepe saat ditemui Narasidesa.com pada Senin (14/06/2021).
Letjen (purn) Sugiono selaku Ketua Yayasan Damandiri yang menaungi Koperasi Utama Sejahtera Mandiri mengatakan bahwa awalnya pihaknya akan membangun demplot. “Untuk gula kelapa kita akan merangkul para tengkulaknya. Ke depan kami akan besarkan terus peternakan bebek, ikan lele dan gula kelapa. Sementara untuk tapioka, kami tidak akan meneruskan karena kualitas singkongnya kurang baik di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Andi Rahmanto, manajer umum Koperasi Utama Sejahtera Mandiri mengatakan bahwa potensi untuk pengembangan usaha di Desa Cilongok memang banyak, tapi yang sudah berjalan memang masih harus dimaksimalkan dulu. “Untuk gula kami sudah kerjasama dengan perusahaan (PT) di Purwokerto, selanjutnya kami akan ke retail, kami juga akan urus label halalnya,” ujarnya penuh semangat.
Andi menambahkan fokus ke depannya ia akan terus mengembangkan ternak bebek pedaging, ikan lele dan gula kelapa. “Untuk kesiapannya kami sudah siapkan semua termasuk lahan. Untuk bebek saat ini baru mampu menjual sekitar 500 ekor/ bulan dengan supplier yang datang ke sini ada tiga orang. Harga jual kami 24 ribu per ekor. Terkait jumlah support warga Desa Cilongok, terbukti bagus karena bisa dilihat dari jumlah anggota koperasi kami sebanyak 800-an orang. UMKM-nya di sini banyak penderes gula. Kendala di lapangan dengan banyaknya para pengepul, tapi kami yakin akan ada solusi yang terbaik,” tutup pria lulusan sebuah perguruan tinggi pertanian di Yogyakarta ini penuh semangat. (nch)