CIAMIS | NARASIDESA – Harga bahan baku kerupuk terus menanjak naik. Kenaikan tersebut menyebabkan harga jual kerupuk yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan ongkos produksinya terutama yang ukuran harga 200 rupiah.
Menyikapi kenaikan harga bahan baku itu, para pengusaha pengrajin kerupuk se-kabupaten Ciamis dannsekitarnya di bawah gagasan Koperasi Mamayu melakukan musyawarah dan konsolidasi pada hari Minggu (28/11/2021) di Gedung Dakwah Islam Cikoneng, Ciamis, Jawa Barat.
Ketua Koperasi Mamayu, Wawan Munawar, menyatakan, jalinan silaturahmi ini adalah wadah konsolidasi pertama di Kabupaten Ciamis, menyusul telah terbentuknya badan usaha Koperasi Produsen Makmur Mandiri Sauyunan (Mamayu) yang memayungi para pengrajin kerupuk.
“Silaturahmi kali ini, didasari perlunya para pengusaha pengrajin kerupuk melakukan konsolidasi untuk menyikapi harga tepung dan bahan baku lainnya yang terus naik dan melakukan standardisasi dan penyesuaian harga,” ungkapnya.
Menurutnya, pengusaha pengrajin kerupuk selama ini masih bergerak sendiri-sendiri, sehingga saat ada permasalahan dalam menjalankan usaha tidak ada wadah yang menyikapi dan menyelesaikan setiap masalah yang muncul.
Dari musyawarah tersebut, para pengusaha mufakat menghilangkan harga jual kerupuk 200 rupiah menjadi 250 rupiah.
“Kami sebenarnya tidak ingin menaikkan dan mengubah harga jual agar terjangkau oleh daya beli konsumen. Akan tetapi, dengan ongkos produksi yang terus naik, kami terpaksa menaikkan harga karena banyak keluarga yang harus dihidupi dari rantai usaha ini,” tandasnya. (nld/nch)