
Menyusuri Jejak Alam di Desa Baru
Fajar menyingsing di ufuk timur, menyapu kabut tipis yang menggantung di atas aliran Sungai Batanghari. Desa Baru, sebuah permata tersembunyi di Kabupaten Muaro Jambi, menyambut pagi dengan kesejukan yang menenangkan. Di sinilah, Lubuk Penyengat berada—sebuah destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam, budaya lokal, dan inovasi kreatif masyarakatnya.
Berjarak sekitar 15 kilometer dari Kota Jambi, perjalanan menuju Lubuk Penyengat menghadirkan lanskap khas perdesaan yang hijau dan asri. Melewati jalan-jalan desa yang teduh, suara burung berkicau bersahutan dengan angin yang berhembus lembut, seolah membisikkan kisah-kisah lama yang terpendam dalam setiap sudut sungai.
Ketika kendaraan kami berhenti di gerbang masuk, sebuah papan bertuliskan “Ko Dio E Pintu Masuk Lubuk Penyengat” menyambut dengan aksen khas Jambi. Tulisan ini bukan sekadar tanda selamat datang, tetapi juga cerminan keramahan masyarakat setempat yang dengan tangan terbuka mengundang siapa saja untuk menikmati keindahan alam di sini.
Surga Kecil di Tengah Sungai
Lubuk Penyengat bukan sekadar sungai biasa. Ini adalah arena alam yang telah dihidupkan kembali dengan sentuhan kreativitas warga. Begitu melangkah masuk, pengunjung akan disuguhi pemandangan unik: pondok-pondok kayu yang mengapung di atas air, spot-spot foto artistik dengan latar belakang alam, serta jalur-jalur kayu yang menghubungkan berbagai sudut tempat wisata ini.

Di salah satu sisi, sebuah tangan raksasa menjulang dari dalam sungai—ikon Lubuk Penyengat yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Patung ini seolah menggambarkan tangan alam yang siap menyambut siapa saja yang datang untuk merasakan kedamaian di sini. Tak jauh dari situ, terdapat ayunan berbentuk sarang burung yang tergantung di antara pepohonan, menawarkan pengalaman berayun di atas air yang jernih.
Bagi pecinta fotografi, Lubuk Penyengat adalah surga. Ada patung-patung jerami berbentuk dinosaurus yang berdiri gagah di tepi sungai, memberikan kesan seolah-olah kita berada dalam dunia prasejarah. Anak-anak pun dapat menikmati permainan tradisional yang tersedia, membuat tempat ini menjadi destinasi yang cocok bagi keluarga.
Melihat Budaya yang Hidup
Keindahan Lubuk Penyengat bukan hanya tentang alamnya, tetapi juga tentang budayanya yang masih terjaga. Setiap akhir pekan, pengunjung dapat menyaksikan Tari Lukah Gilo—sebuah tarian tradisional yang menggambarkan kearifan lokal dalam menangkap ikan. Tarian ini tidak hanya memikat mata, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Selain itu, terdapat ritual adat yang kerap diadakan di sekitar sungai, di mana masyarakat melakukan upacara doa bersama sebagai bentuk syukur atas hasil alam yang mereka nikmati. Suasana ini memberikan pengalaman unik bagi wisatawan yang ingin menyelami lebih dalam kehidupan masyarakat perdesaan di Jambi.
Sensasi Berpetualang di Sungai
Bagi yang ingin merasakan petualangan, Lubuk Penyengat menyediakan perahu kayu yang dapat disewa untuk menyusuri aliran sungai. Dengan mengenakan rompi pelampung, pengunjung bisa mendayung perlahan, menikmati keheningan air yang hanya sesekali terganggu oleh riak kecil dari ikan yang melompat.
Di kejauhan, pepohonan rimbun membentuk kanopi alami yang menaungi sungai, memberikan kesejukan meskipun matahari tengah bersinar terik. Saat angin berhembus, daun-daun berguguran ke permukaan air, menciptakan lanskap yang terasa begitu magis.
Kuliner dan Oleh-Oleh Khas
Usai menjelajahi Lubuk Penyengat, pengunjung dapat mencicipi kuliner khas yang disajikan di warung-warung kecil di sekitar area wisata. Salah satu hidangan yang wajib dicoba adalah Tempoyak Ikan Patin, masakan khas Jambi yang berbahan dasar durian fermentasi dengan kuah berempah yang menggugah selera.
Selain itu, pengunjung juga dapat membeli berbagai cendera mata hasil kreasi masyarakat setempat, seperti kerajinan tangan dari sabut kelapa dan rotan, pernak-pernik berbentuk ikan, hingga miniatur replika tangan raksasa Lubuk Penyengat. Semua ini adalah hasil dari kreativitas warga yang berhasil mengubah sumber daya alam menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Lebih dari Sekadar Wisata
Lubuk Penyengat bukan sekadar destinasi wisata alam, melainkan juga cerminan bagaimana masyarakat Desa Baru berhasil mengelola potensinya dengan baik. Dengan konsep ekowisata yang berkelanjutan, desa ini telah menjadi contoh bagi banyak desa lain di Indonesia dalam mengembangkan wisata berbasis kearifan lokal.
Bagi siapa pun yang ingin mencari ketenangan, keindahan, serta pengalaman budaya yang autentik, Lubuk Penyengat adalah jawaban yang sempurna. Tempat ini bukan hanya menghadirkan pesona alam yang luar biasa, tetapi juga mengajarkan bahwa keindahan sejati ada dalam keseimbangan antara manusia dan lingkungannya.
Jadi, kapan Anda akan mengunjungi surga tersembunyi ini?