Ada Wisata Edukasi Aloevera di Jeruklegi Desa Katongan

Bynch

18 March 2022

Gunungkidul | Narasi Desa – Jika kita masuk ke Pedukuhan Jeruk Legi, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, maka kita akan disuguhi pemandangan unik, yakni di sekitar pekarangan rumah penduduk terdapat belasan hingga ratusan tanaman lidah buaya (Aloevera) dengan ukuran besar. Warga setempat memang sudah lama mengembangkan lidah buaya. Sejak awal tahun 2018, kurang lebih empat tahun setelah mulai pembudidayaan, hasilnya mulai terlihat. Tanaman yang baik untuk kesehatan tersebut tumbuh subur di Pedukuhan Jeruklegi, Desa Katongan, Nglipar, yang berada di sisi utara Kabupaten Gunungkidul, yang bisa ditempuh sekitar satu jam perjalanan dari pusat Kota Yogyakarta.

Menurut salah seorang pembudidaya Aloevera di Jeruklegi, Alan Efendi, wisata edukasi di tempatnya mulai dikembangkan dari awal tahun 2018. Awalnya ada agen wisata yang bertanya tentang wisata edukasi yang menyediakan tanaman lidah buaya dari hulu sampai hilir yaitu mulai budidaya, pengolahan sampai hasil olahannya bisa dinikmati di tempat.

Alan Efendi, pembudidaya Aloevera di Pedukuhan Jeruklegi, Katongan, Nglipar, Gunungkidul.

Sejak 2014, ia membeli bibit lidah buaya jenis Aloe Chinensis Baker dari Sidoarjo, Jawa Timur, padahal waktu itu ia masih bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Ibunyalah yang waktu itu menanam sendiri bibit yang dibeli sang anak di sekitar rumahnya.

“Bahan baku minuman Aloevera ini cukup sederhana. Hanya daging lidah buaya saja, sementara untuk pewarna dari daun pandan dan suji. Pemanisnya dari gula batu, dan untuk saat ini belum bisa awet hanya tiga sampai empat hari,” jelasnya saat menerima kunjungan dari Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Bappenas RI (Ir. Ahmad Dading Gunadi, MA), didampingi Badan Kesbangpol DIY, Dinas Koperasi dan UKM DIY, ABDSI beserta Lurah Katongan, Jumawan, pada hari Kamis (17/03/2022).

Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Bappenas RI (Ir. Ahmad Dading Gunadi, MA) saat berkunjung dan berdialog dengan Alan Efendi. (17/03/2022)

Semua bagian lidah buaya bisa diolah, dagingnya hingga kulit dan bunganya. Mulai minuman, kripik, dodol, hingga teh celup yang berasal dari kulitnya. Bahkan lendirnya bisa membuat sabun. “Di sini pengunjung bisa melihat budidaya lidah buaya dan belajar membuat minuman dan produk lainnya,” terang pemilik usaha budidaya dan home industry Aloevera, Mount Vera Sejati tersebut.

Untuk membeli oleh-oleh pun cukup terjangkau. Hanya dengan Rp 60.000,- pengunjung bisa membawa satu dus isi 24 cup minuman segar yang baik untuk pencernaan tersebut. Bibitnya didapat dari Pontianak dan Sidoarjo. Ada pula perusahaan kosmetik dari Kalasan dan Tangerang yang secara rutin meminta dikirim Aloevera. Hal ini dikarenakan secara ukuran, menurutnya memang sudah sesuai dengan standar pabrik.

“Karena di Katongan ini juga banyak peternak lebah madu Klanceng, kami pun berinovasi membuat minuman Aloevera yang dicampur jenis madu tersebut. Kami mengerjakannya dibantu 6 orang karyawan. Untuk usaha minuman ini walaupun pandemi masih berjalan, karena ini minuman kesehatan,” ucapnya bersyukur.

Dalam usahanya ini, Alan mengikutsertakan 50 keluarga sekitar untuk penanaman. Sebagian besar mereka memanfaatkan tanaman pekarangan, hanya ada dua yang menanam di area tanam khusus. “Aloevera ini cukup disiram dua hari sekali saja. Sejak bibit ditanam butuh waktu antara 10 sampai 12 bulan. Setelah itu mereka akan tumbuh terus,” pungkasya penuh semangat.

Karena tanaman ini baik untuk kesehatan pencernaan, terutama bagi lambung, ia berharap masyarakat dapat ikut merasakan manfaatnya dan ia pun berharap ke depan usahanya dapat naik kelas menjadi industri. (Nch)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *