Jangan Panik dengan Resesi Pandemi

BySuper Admin

13 December 2020

Oleh : Cahyadi Joko Sukmono (Social Business Specialist)

Tidak perlu panik berlebihan dengan ancaman resesi.

Setelah Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, Chan Chun Sing, pada hari Selasa 14 Juli 2020 lalu menyatakan bahwa Singapura telah jatuh dalam resesi, ini menjadi alarm bagi negara-negara lain terutama dalam kawasan yang sama, termasuk Indonesia. Singapura telah mencatat bahwa dalam dua kuartal tahun 2020 ini terjadi kontraksi ekonomi yang negatif berturut-turut. Sampai dengan Juli ekonomi Singapura berkontraksi 41,2%, sementara pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tercatat minus 0,3% dan merosot dalam pada kuartal II menjadi minus 12,6%.

Menyusul Singapura, Korea Selatan juga telah jatuh ke dalam resesi sebagaimana disampaikan oleh Menteri Keuangan, Hong Nam-ki 23 Juli 2020 kemarin. Negara maju dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di Asia ini sampai dengan kuartal kedua menunjukkan penurunan ekonomi hingga 3,3%, yang merupakan kontraksi ekonomi terbesar sejak 1998. Singapura dan Korea Selatan mengikuti Jepang dan Thailand yang mengalami resesi dikarenakan dampak pandemi covid-19.

Bagaimana dengan Indonesia ?

Resesi secara teknis ekonomi diartikan sebagai kelesuan atau kemerosotan pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut dalam satu tahun. Pemerintah Indonesia sendiri melalui Kementerian Keuangan telah merevisi proyeksi angka pertumbuhan ekonomi nasional menjadi -4,3% di kuartal II-2020. Angka ini lebih dalam dari proyeksi awal sebesar -3,8%, sebagaimana disampaikan oleh Sri Mulyani di dalam rapat Badan Anggaran DPR RI rabu lalu. Dengan situasi dan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang belum menunjukkan konsistensi penurunan ini tentunya membawa dampak kinerja beberapa sektor industri strategi terkontraksi cukup dalam, seperti industri transportasi, pertambangan, manufaktur, pariwisata, dan perdagangan. 

Apakah resesi ini akan menimbulkan kesulitan dan dampak lebih besar?

Meskipun belum diumumkan sebagai resesi, sebenarnya dampak yang mungkin terjadi akibat resesi sudah dirasakan oleh masyarakat, seperti kenaikan harga barang, berkurangnya angka konsumsi, maraknya PHK, meningkatnya kemiskinan dan sebagainya. Hal tersebut bahkan sudah terjadi di kuartal pertama tahun 2020 ini sejak awal pandemi menghantam Indonesia. Kita jangan panik, karena kepanikan justru akan memperparah situasi. Tidak perlu melakukan penarikan semua cadangan uang yang disimpan di bank, karena ini justru akan membuat krisis yang saat ini lebih terkonsentrasi ke sektor riil akan juga menghantam sektor keuangan. JIka sektor keuangan juga mengalami krisis, akan semakin berat upaya untuk pulih kembali. 

Saat ini kita berikan ruang bagi pemerintah untuk menjalankan tugas fiskal dan menjaga ekonomi makro bangsa ini dengan berbagai program dan kebijakan yang diharapkan dapat menciptakan rebound pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun 2020 ini. Pandemi ini mengingatkan kita bahwa kekuatan ekonomi bangsa Indonesia ada pada sektor riil dan UMKM, yang sangat terpengaruh dengan transaksi konsumsi yang terjadi. Sehingga pemerintah harus memastikan kegiatan ekonomi dapat tetap berjalan dengan prioritas protokol kesehatan yang dijalankan dengan disiplin, karena meningkat jumlah orang yang terpapar covid, masyarakat akan semakin khawatir, dunia usaha akan semakin nyungsep, resesi akan semakin dalam.

Dana stimulan, bansos dan juga government expenditure lainnya harus segera dikeluarkan agar menjadi darah segar bagi aktivitas ekonomi di masyarakat, dan kemudian bagaimana pasar digerakkan untuk berpihak kepada produk-produk UMKM dan yang merupakan produk lokal. Ada Indonesia Menolong sebagai bentuk gerakan empati sosial masyarakat yang diinisiasi dari Yogyakarta dan sekarang sudah diduplikasi di banyak wilayah untuk mendukung UMKM dalam sektor komoditas dapat bertahan. Ada pula simpul-simpul pasar komunitas baik yang dilakukan secara daring maupun luring juga menjadi pondasi yang kuat bagi ketahanan ekonomi Indonesia terhadap ancaman resesi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *