Suluk Desa 6:

“Desa bukan sekadar tempat tinggal. Ia adalah tempat hidupnya kesadaran.”
— CJS
Di setiap sudut Desa dan Kalurahan Merah Putih,
terdengar kembali gema langkah-langkah para pendamping,
Business Assistant, Project Management Officer, dan para Pengajar, yang datang bukan untuk menggurui,
melainkan untuk menghidupkan.
Mereka bukan birokrat di lapangan.
Mereka adalah penyala api kecil dalam tungku ekonomi rakyat,
yang semestinya menyala bukan karena anggaran,
tetapi karena kesadaran akan misi besar bangsa, yaitu
mengaktifkan yang diam,
menggerakkan yang lesu,
membangunkan yang tertidur dalam kebiasaan.
Tentang Aktivasi yang Sesungguhnya
Aktivasi bukan sekadar rapat, kehadiran, laporan, atau penyaluran bantuan.
Aktivasi adalah momentum perubahan perilaku ekonomi.
Ia terjadi saat koperasi desa tidak hanya buka rekening,
tapi mulai bergerak menyimpan, menjual, membeli, memproduksi, dan berinovasi.
Maka definisinya harus satu:
Aktivasi Operasional adalah ketika koperasi menjadi makhluk hidup, bukan papan nama, bukan laporan, tapi organisme ekonomi yang berdenyut.
Indikatornya sederhana tapi dalam:
- Ada transaksi nyata antar anggota dan pasar.
- Ada pencatatan yang jujur dan terbuka.
- Ada keputusan yang lahir dari musyawarah, bukan perintah.
- Ada semangat gotong royong yang produktif.
Tanpa kesamaan definisi, kerja kita hanya bising administrasi.
Tapi ketika pandangan disatukan, energi akan terkonsentrasi,
dan di situlah keajaiban pembangunan muncul,
diam-diam tapi dahsyat.
Tentang Musyawarah dan Kepemimpinan Hati
Musyawarah bukan sekadar forum.
Ia adalah cara Tuhan menguji apakah kita bisa mendengar sebelum berbicara.
Para pendamping, PMO, dan pengajar harus menjadi penyambung hati antar manusia,
bukan sekadar penyambung data antar instansi.
Karena sejatinya, perubahan besar tidak dimulai dari sistem,
tapi dari rasa saling percaya.
Kepemimpinan di desa tidak lahir dari jabatan,
tapi dari laku keseharian yang tulus.
Seorang pendamping sejati adalah mereka yang memimpin tanpa merasa harus dilihat.
Yang bekerja di balik layar, tapi hasilnya menerangi seluruh layar bangsa.
Mereka tidak mencari pujian.
Mereka mencari gerak.
Karena mereka tahu, setiap langkah kecil yang mereka bantu lahirkan di KDKMP,
adalah denyut jantung ekonomi nasional yang berdetak di bawah sadar negeri ini.
Tentang Peran yang Tak Boleh Diremehkan
Kita sering terjebak menganggap kecil hal-hal yang terjadi di bawah.
Padahal di sanalah urat nadi ekonomi bangsa mengalir.
Satu koperasi aktif di sebuah desa berarti satu simpul ekonomi bangkit.
Sepuluh koperasi aktif berarti satu wilayah berdaya.
Seribu koperasi aktif berarti satu bangsa kembali percaya pada dirinya sendiri.
Maka wahai para pendamping,
engkau bukan pekerja proyek, engkau adalah penjaga cita-cita.
Engkau bukan staf teknis, engkau adalah penafsir visi konstitusi,
yang menyalakan kembali impian tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Pesan dari Hati untuk Hati
Bangunlah setiap pagi dengan niat yang sama:
“Hari ini aku mengaktifkan satu denyut ekonomi bangsa.”
Bergeraklah dengan kesabaran,
karena perubahan sejati tidak datang dalam laporan mingguan,
tapi dalam kesadaran harian.
Jangan hanya pandai menghitung output,
tapi juga menghitung niat, menghitung makna.
Karena di situlah letak barakah pembangunan,
bukan di jumlah proyek, tapi di keikhlasan langkah.
Dan ketika kalian berdebat dalam forum,
ingatlah bahwa musyawarah bukan untuk mencari siapa yang benar,
tapi agar kebenaran menemukan jalannya.
Penutup: Jalan Sunyi Para Penggerak
Desa yang hidup bukanlah desa yang ramai proyek,
tetapi desa yang ramai doa dan kerja nyata.
Dan bangsa yang kuat bukan karena megahnya istana,
tapi karena tegaknya koperasi-koperasi kecil di dusun-dusun,
yang dikelola oleh orang-orang yang hatinya besar.
Wahai para BA, PMO, dan pengajar,
kalian sedang menulis sejarah.
Bukan di kertas laporan,
tapi di lembar hati rakyat yang akan mengingat
bahwa pernah ada generasi yang bekerja dengan cinta dan keyakinan.
“Karena yang kita aktifkan bukan hanya koperasi, tapi juga kesadaran bahwa ekonomi adalah ibadah sosial.”
Denpasar, 16102024