
Di lereng megah Gunung Merapi, tersembunyi sebuah permata bernama Kedai Sapuangin, yang terletak di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, kedai ini menawarkan pengalaman ngopi yang tak tertandingi, diiringi panorama alam yang memukau dan filosofi pemberdayaan masyarakat yang mendalam.

Kedai Sapuangin bukan sekadar tempat menikmati secangkir kopi; ia adalah simbol kebangkitan dan inovasi komunitas lokal. Pada tahun 2011, ide untuk membudidayakan kopi mulai muncul sebagai respons terhadap hancurnya perkebunan kopi di sekitar Mbah Marijan akibat letusan Merapi. Namun, baru pada 2014 masyarakat setempat mulai serius mempelajari budidaya dan pengolahan kopi pasca-panen. Mereka mengundang komunitas kopi dari Yogyakarta dan Bandung, bahkan mengadakan acara Kopi Tubruk Nusantara yang diikuti oleh barista-barista ternama, untuk mengedukasi warga tentang nilai ekonomi kopi.
Pada 2017, varietas kopi Yellow Bourbon diperkenalkan dan mulai dipanen pada 2020. Kopi ini, dengan aroma dan cita rasa khas, menjadi andalan Kedai Sapuangin. Kini, kopi Sapuangin tidak hanya dinikmati oleh pengunjung lokal tetapi juga telah merambah pasar internasional, termasuk Belanda. Harga biji kopi sangrai kemasan 200 gram dibanderol antara Rp75.000 hingga Rp85.000, tergantung varietasnya.

Keberadaan Kedai Sapuangin telah memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Desa Tegalmulyo. Para petani yang sebelumnya menggantungkan hidup pada tanaman sayuran kini memiliki sumber pendapatan tambahan dari kopi. Kelompok Tani Tegal Subur, yang mayoritas anggotanya adalah pemuda, tidak hanya menanam kopi tetapi juga membeli ceri kopi dari petani lain dengan harga di atas pasaran, memastikan keuntungan bagi semua pihak.
Kedai Sapuangin juga menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi ngopi di ketinggian dengan latar belakang Merapi yang megah. Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp12.000 hingga Rp17.000, pengunjung dapat menikmati berbagai olahan kopi, susu, serta hidangan pelengkap seperti nasi ayam, mi, dan mendoan. Hawa dingin dan angin yang menerpa menambah suasana syahdu saat menghabiskan waktu di Sapuangin.

Peran pemerintah desa dalam pengembangan Kedai Sapuangin sangat signifikan. Mereka aktif mendukung inisiatif masyarakat dalam mengembangkan potensi wisata dan ekonomi lokal. Melalui program pelatihan dan sosialisasi, pemerintah desa berupaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola desa wisata berbasis masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah desa, kelompok tani, dan masyarakat umum menciptakan ekosistem yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya lokal.
Kedai Sapuangin adalah bukti nyata bagaimana kearifan lokal dan semangat komunitas dapat menciptakan inovasi yang tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di sini, setiap cangkir kopi yang diseduh menceritakan kisah tentang ketekunan, kolaborasi, dan cinta terhadap tanah kelahiran.
Rute ke Lokasi klik SAPUANGIN COFFEE & FARM