RT/RW Menjadi Ujung Tombak Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme

Bynch

7 May 2021

Bantul, Narasidesa.com – Lembaga pemerintahan di tingkatan paling bawah seperti Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), bersama Babinsa dan Babinkamtibmas merupakan ujung tombak dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme. Diperlukan partisipasi pro aktif terutama jika ada warga pendatang baru yang mengontrak rumah penduduk ataupun kos. Hal ini menjadi salah satu bahan diskusi dalam acara silaturahmi dan buka puasa bersama Polda DIY dengan pengurus Yayasan Gema Salam di Joglo Simpang Lima, Jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul, pada Rabu (5/5). Yayasan tersebut merupakan sebuah lembaga yang menaungi mantan narapidana terorisme.

Acara ini dihadiri Dir Intelkam Polda DIY, Kombes Pol Dr. Tagor Hutapea, S.I.K., M.Si. beserta jajarannya. Ia berharap para pengurus yayasan, yang notabene dulunya adalah mantan narapidana terorisme (napiter), tetap menjalin komunikasi sehingga dapat bersinergi dalam menanggulangi paham-paham dan gerakan radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat. Menurutnya, hal ini penting mengingat para pengurus Yayasan Gema Salam merupakan eks napiter yang saat ini sudah sadar dan berubah pemahamannya, berbaur dengan masyarakat, bahkan ikut serta aktif dalam menanggulangi radikalisme dan terorisme.

Dalam kesempatan ini Kanit A Subdit IV Dit Intelkam Polda DIY, Kompol Rianto, mengharapkan dengan silaturahmi ini dapat meningkatkan komunikasi yang baik antara Polda DIY dan pengurus Yayasan Gema Salam sehingga dapat terus membantu pemerintah agar masyarakat jangan sampai terpapar radikalisme dan terorisme. Ditambahkannya, kegiatan ini akan terus berlanjut dan untuk di Yogyakarta sendiri, menurutnya aksi terorisme dan radikalisme saat ini cenderung landai-landai saja dan tidak ada gejolak.

Sementara itu, Ketua Yayasan Gema Salam, Joko Tri Hermanto atau akrab disapa Jack Harun, mengatakan bahwa ia bersama teman-temannya di yayasan berkomitmen dalam ikut menanggulangi aksi-aksi dan paham radikalisme dan terorisme.

“Kami ikut aktif menjaga ketertiban dan keamanan. Hari ini generasi millenial banyak yang terpapar, untuk itu kami harapkan harus berhati-hati di media sosial, kami harapkan mereka berhati-hati juga dalam memilih ustad dan kiai. Hari ini banyak yang terpapar karena pertemanan dan media sosial”, ujarnya.

“Jika di zaman dulu mereka berjenggot dan celana cingkrang, hari ini mereka sudah berubah berpakaian biasa layaknya masyarakat pada umumnya. Jadi sudah tidak bisa dilihat ciri mereka dari cara berpakaian, yang paling bisa dideteksi jika mereka dipancing dengan diajak berdiskusi sehingga akan tampak pemahaman yang mereka anut seperti apa,” tambahnya.

Terkait yayasan yang dikelolanya, yakni
Yayasan Gema Salam, Jack menambahkan tujuan pendiriannya adalah sebagai wadah pembinaan bagi seluruh mantan narapidana terorisme. Selain untuk mengembalikan mantan narapidana terorisme ke pangkuan NKRI, adanya Yayasan Gema Salam ini juga diharapkan dapat membantu secara ekonomi maupun sosial para eks napiter selepas keluar dari tahanan. (nch)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *