Semangat bertoleransi, Mahasiswa Papua di Yogyakarta Bagikan Takjil

Bynch

18 April 2023

Yogyakarta | Narasidesa.com – Sekelompok mahasiswa Papua lintas kabupaten, di penghujung Ramadhan tahun ini menyelenggarakan kegiatan pembagian takjil gratis di sejumlah titik keramaian pusat kota Yogyakarta. Ratusan mahasiswa asal Papua ini antara lain berasal dari Kabupaten Fak Fak, Serui, Kaimana, Raja Ampat, dan kabupaten Yapen. Meski berbeda-beda suku dan agama, mereka nampak kompak melakukan kegiatan pembagian takjil gratis bagi warga muslim di Yogyakarta.

Kegiatan yang dilakukan di kawasan Tugu Yogyakarta, simpang empat Gejayan, simpang tiga Janti, lampu merah UIN Sunan Kalijaga, kawasan APMD, XT Square hingga simpang empat UPN Condongcatur tersebut, sasarannya adalah pengendara dan masyarakat yang melintas di Tugu Pal Putih, Yogyakarta. Berbagi takjil merupakan gerakan sosial mahasiswa Papua di Yogya pada bulan Ramadhan.

Salah seorang mahasiswa, Demi Maniburi, yang merupakan ketua paguyuban/komunitas mahasiswa asal kabupaten Waropen Papua, mengatakan kegiatan ini digelar sebagai upaya menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama. Khususnya antara mahasiswa Papua dan masyarakat lain yang ada di Yogyakarta.

“Kegiatan ini kita gelar dengan niat tulus kami untuk berbagi dengan teman-teman yang ada di Jogja. Agar toleransi beragama bisa terjalin dan terjaga dengan baik. Karena hal semacam ini yang semestinya harus kita jaga dan junjung bersama,” ujarnya.

Setelah melakukan kegiatan pembagian takjil gratis, ratusan mahasiswa asal Papua ini kemudian mengikuti acara silaturahim dan buka bersama bertempat di Baku Dapa Cafe, yang terletak di kawasan Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Meski tak semuanya muslim, mereka nampak akrab dan berbaur satu sama lain. Selain buka bersama, mereka juga saling berdiskusi dan berbagi cerita. Sejumlah mahasiswa juga nampak bernyanyi dan bergembira bersama.

Salah seorang mahasiswa asal Kabupaten Kaimana, Rahman Saleh Werbai, mengaku sangat gembira dan antusias mengikuti kegiatan ini. Menurutnya hal semacam ini dapat menjadi ajang untuk belajar banyak hal, termasuk di antaranya belajar berbaur dengan masyarakat lain yang terdiri dari berbagai macam suku ras agama.

“Lewat kegiatan ini pertama kita bisa saling mengenal satu sama lain. Selain itu kita juga bisa menunjukkan pada masyarakat di luar Papua, bahwa kita juga selalu menujung tinggi toleransi. Sehingga diharapkan mereka dapat menerima kami. Seperti halnya kami menerima masyarakat luar Papua untuk tinggal di Papua,” katanya.

Dalam kesempatan itu, ia juga berharap ke depan kegiatan semacam ini dapat kembali digelar. Yakni dengan melibatkan masyarakat umum di luar Papua, sehingga memberikan dampak yang lebih luas.

“Harapannya ke depan bisa melibatkan masyarakat umum. Agar masyarakat di luar juga tahu bahwa kita selama ini juga selalu menjunjung tinggi toleransi. Dengan begitu kita tidak gampang diadu domba,” ungkapnya. (nch)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *