Sleman, DI Yogyakarta — Kegiatan Pengembangan Produk Unggulan Desa Wirausaha Hargobinangun telah diselenggarakan pada Senin, 3 November 2025, di Kampung Mahoni, Padukuhan Tanen, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman. Agenda ini merupakan bagian dari program percepatan pengembangan ekonomi desa berbasis potensi lokal, dengan fokus pada sektor susu sapi perah dan hilirisasi produk olahan.
Kegiatan dilaksanakan melalui kolaborasi Danantara Indonesia, ABDSI, narasidesa.com, Pemerintah Kalurahan Hargobinangun, Jamkrindo, dan pemangku kepentingan lintas sektor, termasuk perangkat daerah terkait, koperasi, kelompok peternak, pelaku UMKM, dan perguruan tinggi. Forum ini juga melibatkan para pengelola rumah produksi, perwakilan dinas koperasi, kesehatan, serta sektor pertanian.
Dalam sambutannya, Kepala Kalurahan Hargobinangun menegaskan komitmen pemerintah desa untuk melanjutkan program pengembangan susu sapi perah yang sebelumnya telah memperoleh dukungan bantuan ternak. Beliau menekankan pentingnya penguatan proses hulu hingga hilir, termasuk kualitas produksi, pelatihan, pemasaran, dan penguatan kelembagaan desa. Program ini bertujuan memastikan peningkatan kesejahteraan warga melalui kemandirian ekonomi berbasis komoditas unggulan.
Perwakilan Jamkrindo menyampaikan bahwa Hargobinangun menjadi percontohan nasional program desa wirausaha, dengan prioritas pengembangan rantai nilai susu perah. Fokus kegiatan meliputi penguatan branding produk, pembentukan kemitraan strategis, penyusunan rencana induk pengembangan, serta optimalisasi rumah produksi bersama.
Pada kesempatan tersebut, disampaikan pula paparan rencana transformasi Hargobinangun menuju “Desa Susu Merapi” sebagai kawasan sentra olahan susu berdaya saing. Pokok rencana mencakup: penguatan kapasitas peternak, standarisasi SOP pemerahan dan higiene, pembentukan Unit Pengumpulan Susu Desa (UPSD), fasilitasi sertifikasi PIRT–Halal–NKV, penerapan teknologi produksi dan uji mutu, pembentukan wirausaha baru, serta integrasi potensi wisata edukasi.
Forum diskusi menghasilkan sejumlah rekomendasi, antara lain: penyusunan model kemitraan koperasi–BUMKal, penetapan harga susu berbasis kesepakatan berkeadilan (Rp 8.500/liter untuk kualitas premium), koordinasi dengan perangkat daerah untuk keamanan pangan, kurasi produk UMKM berbasis susu, optimalisasi rumah produksi bersama, pelatihan teknis lanjutan, literasi keuangan UMKM, dan rencana studi banding ke sentra olahan susu.
Kegiatan ini menjadi tonggak penguatan ekosistem ekonomi desa berbasis komoditas strategis dan inovasi produksi, sekaligus memperkuat sinergi multipihak dalam rangka menciptakan model pengembangan desa berkelanjutan dan berdaya saing. Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, Hargobinangun diharapkan berkembang menjadi pusat pengolahan susu sapi perah terpadu yang mampu memberikan nilai tambah dan manfaat langsung bagi masyarakat.
