Hari Desa Nasional menegaskan bahwa desa adalah akar bangsa, tempat keadilan sosial dimulai, dan titik sentral dalam membangun Indonesia Emas 2045. Momentum Peringatan Hari Desa Nasional yang jatuh pada 15 Januari 2025 menjadi pengingat bagi kita semua akan peran strategis desa, tidak hanya sebagai wilayah administratif, tetapi juga sebagai garda terdepan pembangunan nasional dan wujud nyata kehadiran negara untuk melayani masyarakat.
Dengan tema “Asta Cita untuk Desa Maju Sejahtera,” desa diharapkan mampu menjadi agregator kolaborasi—menghubungkan pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam sebuah ekosistem produktif yang berkelanjutan. Praktik nyata di desa-desa seperti Ponggok di Klaten dan Cibereum Kulon di Sumedang menunjukkan bagaimana inovasi berbasis lokalitas dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi dan sosial. Ponggok, misalnya, sukses mengelola wisata air berbasis komunitas, menghasilkan pendapatan desa yang terus meningkat hingga miliaran rupiah. Cibereum Kulon, di sisi lain, memanfaatkan digitalisasi untuk memperluas pasar hasil pertanian lokal.
Peran desa dalam pembangunan nasional tak terlepas dari fungsinya sebagai wujud kehadiran negara yang melayani. Desa adalah tempat akses terhadap layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi menjadi kenyataan. Program berbasis digital, seperti Sistem Informasi Desa (SID), memperkuat kemampuan desa dalam memberikan layanan yang cepat, transparan, dan merata. Ini menjadi bukti bahwa desa mampu menjembatani kesenjangan akses yang sering kali dirasakan masyarakat pedesaan.
Namun, untuk memastikan transformasi desa berjalan optimal, diperlukan pendekatan yang lebih inovatif. Desa harus tidak lagi menjadi sekadar objek pembangunan, tetapi menjadi subjek aktif dalam menciptakan solusi. Dengan mengintegrasikan teknologi digital, membangun ekonomi kreatif, dan memperkuat sinergi antar-stakeholder, desa memiliki potensi menjadi pusat data, inovasi, dan logistik yang terhubung dalam ekosistem nasional.
Sebagai contoh, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan—yang sebagian besar berasal dari desa—menyumbang 13,28% terhadap PDB pada triwulan ketiga 2024. Angka ini menjadi peluang besar jika desa mampu meningkatkan efisiensi melalui teknologi dan kolaborasi. Di sisi lain, ada 83.763 desa di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi kreatif, mulai dari pengelolaan wisata hingga produk UMKM berbasis lokalitas.
PT Narasi Desa Nusantara hadir sebagai salah satu aktor penggerak, menawarkan visi desa sebagai agregator kolaborasi menuju pembangunan berkelanjutan. Melalui pendekatan teknologi dan penguatan SDM, desa diharapkan tidak hanya menjadi penjaga tradisi tetapi juga inovator masa depan.
Peringatan Hari Desa Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi sebuah komitmen kolektif untuk menjadikan desa sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Mari kita dorong desa menjadi kekuatan kolektif, penjaga kedaulatan, dan poros keadilan sosial. Karena di setiap langkah maju yang diambil desa, di situlah terletak masa depan Indonesia.