
Desa Ponggok, Klaten, kembali mencuri perhatian nasional sebagai model sukses pembangunan desa berbasis inovasi ekonomi dan kelembagaan. Dalam kunjungan kerja Komisi V DPR RI, desa ini dijadikan rujukan untuk mendorong lahirnya lebih banyak desa mandiri di Indonesia melalui penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Koperasi Desa (Kopdes).
Ponggok: Simbol Transformasi Desa Berbasis Inovasi
Komisi V DPR RI melakukan kunjungan langsung ke Desa Ponggok untuk meninjau keberhasilan BUMDes Tirta Mandiri yang telah mengelola potensi wisata air secara profesional dan berkelanjutan. Wisata Umbul Ponggok, yang dulunya hanya kolam biasa, kini menjadi destinasi unggulan yang mampu menyerap tenaga kerja lokal dan meningkatkan pendapatan desa secara signifikan.
Tak hanya sektor wisata, Ponggok juga mengembangkan unit usaha lain seperti pengelolaan air bersih, persewaan alat selam, dan jasa dokumentasi bawah air. Model ini menunjukkan bahwa desa bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi jika dikelola dengan visi kewirausahaan sosial dan tata kelola yang baik.
Dalam pernyataannya, Wakil Ketua Komisi V DPR RI menyampaikan bahwa keberhasilan Ponggok harus direplikasi ke desa-desa lain. Komisi V berkomitmen mendorong regulasi dan anggaran yang mendukung penguatan kelembagaan desa, termasuk BUMDes dan Kopdes, sebagai instrumen utama menuju kemandirian desa.
Kunjungan ini juga menjadi bagian dari upaya Komisi V untuk menyerap aspirasi dan menyusun rekomendasi kebijakan yang lebih berpihak pada desa. Salah satu fokusnya adalah integrasi antara pembangunan infrastruktur, kelembagaan ekonomi desa, dan pelestarian lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Klaten menyambut baik kunjungan ini sebagai bentuk pengakuan atas kerja keras desa dan dukungan terhadap program pembangunan berkelanjutan. Kepala Dinas Perhubungan Klaten menyatakan bahwa Ponggok telah membuktikan bahwa desa bisa menjadi aktor utama dalam pembangunan, bukan sekadar objek.
Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan desa menjadi kunci keberhasilan. Dengan dukungan regulasi, pendampingan, dan akses pasar, desa-desa lain di Indonesia berpeluang besar mengikuti jejak Ponggok.