NARASIDESA.COM | DIGITALISASI DESA – Kebanyakan orang memberikan citra masyarakat di pedesaan itu kuper (kurang pergaulan), gaptek (gagap teknologi), lambat menyerap informasi terkini, susah menangkap signal. Meski itu citra tersebut sudah mengakar, kita ingin menolak hal itu.
Sudah sepantasnya desa-desa di Indonesia menjadi obor yang dapat menerangi dan ikut membantu menopang perekonomian bangsa.. Kita selalu terbuai kemolekan kota. Saat seseorang merasa putus asa tatkala kantong di dompetnya tak pernah bisa berkembang, imajinasi kota menjadi pilihan. Rayuan kota dianggap dapat mengentaskan kemiskinannya.
Saat kita menimba ilmu di kelas, bahasan ekonomi selalu sulit bersanding dengan desa. Kita di didik mengatur urusan uang hingga tabungan yang harus ditabung di bank. Kita jarang membicarakan investasi yang berkebudayaan dan ramah lingkungan. Saat di bangku sekolah kita dibekali bahwa ijazah kita kelak, merasa pantas disodorkan pada gedung-gedung yang tinggi dan berkaca bening.
Imajinasi kota penuh dengan gelimang, iming-iming kota memang selalu menggiurkan, namun warga Desa Ponggok di Kabupaten Klaten mencoba mendobrak arus pemikiran itu. Kami anak desa ingin selayaknya menempuh jalan pedesaan. Dari sini kami ingin melupakan kata Urbanisasi dan Merantau. Banyak yang bisa dikerjakan di desa untuk mewujudkan impian supaya kehidupan masyarakat desa bermartabat.
Ponggok sudah membuktikan urusan membuka lapangan pekerjan untuk warganya sendiri. Melalui pemetaan dan olah data geografi desa, bisa diketahui keunggulan dan kekurangan desa. Sumber mata air berhasil digarap menjadi sektor pariwisata yang berkelanjutan. Ini telah sejalan dengan UU no. 6/ 2014 tentang Desa yang bertujuan menjadikan desa lebih mandiri dan maju.
Seiring berkembangya zaman, desa sepatutnya diajak berlari kencang menerobos ketertinggalan. Ketika UU Desa memasukan Sistem Informasi Desa (SID) bagian ketiga UU Desa Pasal 86, desa sudah diberikan isyarat haruslah lebih maju dan melek teknologi. Dengan kesadaran ini, Ponggok ingin membuktikan diri meskipun bukan wilayah perkotaan, namun kehidupan warganya sejalan dengan perkembangan teknologi.
Desa Ponggok saat ini telah menggunakan sebuah platform berbasis aplikasi yang disebut dengan DESA DIGITAL. Berbekal ketekunan pemerintah desa dan warganya, mulai dipetakan potensi yang dimiliki desa, seperti obyek wisata, kegiatan ekonomi mikro kecil, termasuk yang menjadi kebutuhan warga. Kegiatan ekonomi dalam aplikasi DESA DIGITAL diwadahi dalam koperasi, sehingga diharapkan kegiatan pereskonomian desa dapat terwujud dari, oleh, dan untuk warga masyarakat. Berdesa bersanding dengan teknologi serasa lebih gampang tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal.
Pemetaan potensi desa memanfaatkan digitalisasi menjadi lebih akurat. Sudah sepantasnya para petani desa yang masuk ke dalam aplikasi desa digital, dari sini kita bisa saling melihat siklus tebar benih hingga panen dan kapasitas besaran panen. Ini bisa diterapkan pada petani ikan, kambing, sapi, padi, maupun tanaman lain. Dari aplikasi DESA DIGITAL ini kita akan melihat kemampuan desa masing-masing, sehingga dapat menjadi informasi penting dalam membuka lapangan pekerjaan baru berupa kegiatan ekonomi produktif tingkat pedesaan.
Perlahan kita membangun sebuah kekuatan ekonomi dan produk-produk desa kita pasarkan kembali pada desa. Dari pengalaman yang kita bangun inilah tanggal 15 juni 2021 nanti PT KSP yang merupakan unit usaha BUMDES Ponggok akan menyelenggarakan webinar tentang Digitalisasi Desa dengan harapan dapan menjadi media diskusi bersama antara desa dalam arah yang sama, yaitu mewujudkan kemajuan desa yang memberdayakan yang masyarakat.
(Ditulis oleh : Rohmat KW Duta Desa Digital Ponggok)