MAJALENGKA | NARASIDESA.COM – Kesadaran masyarakat dalam mengembangkan lingkungan sebagai tujuan wisata kian waktu kian membaik. Pun dengan masyarakat di Desa Bantar Agung, Kecamatan Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat, sehingga desa tersebut saat ini sudah memiliki delapan destinasi wisata lokal yang mampu menarik pengunjung hingga meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Objek yang menjadi unggulannya antara lain; Curug Cipeuteuy, Bumi Perkemahan Awi Lega, Batu Asahan, Bukit Batu Semar, Puncak Pasir Cariu, Terasering Sawah Ciboer Pass, dan yang masih akan dikembangkan adalah kawasan wisata Binuang Integral Park.
Binuang Integral Park telah dibangun di sini yang letaknya berada di sebelah selatan Gunung Ciremai, sebelum Balai Desa Bantar Agung jika dari bawah atau dari arah utara. Ketua Koperasi Cipta Agung Mandiri, Heryanto, mengatakan bahwa Binuang Integral Park, mengandalkan view landscape lereng Gunung Ciremai dengan terasering sawah. Karena bagusnya pemandangan di kawasan yang berada di lereng Gunung Ciremai ini, sehingga pernah dinobatkan sebagai juara ketiga dalam lomba Pesona Indonesia Tahun 2017 sebagai “surga yang tersembunyi”. Kawasan desa wisata ini semakin dikenal luas sehingga menarik Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, untuk mendatanginya.
“Di sini dulunya ada sebuah pohon besar yaitu Pohon Binuang yang sekarang sudah tidak ada karena sudah ambruk mungkin karena memang sudah terlalu tua. Maka dari itu kawasan ini kami ambil dari nama pohon tersebut. Hanya saja kendala kami adalah soal akses internet, karena di sini masih blank spot, sehingga untuk mempopulerkan kawasan kami harus turun ke bawah. Solusinya kami sudah mencoba menembusi salah satu provider hanya saja belum berhasil,” ujarnya.
Masih menurut Heryanto, acara tradisional seperti Gogo Ikan dan Pareresan pun masih lestari hingga kini. “Gogo ikan merupakan acara tebar ikan di sungai yang kemudian diambil warga tanpa alat, ada ikan emas, nila dan gurame. Sementara Pareresan merupakan acara syukuran kepada alam yang dilaksanakan pada saat panen,” jelasnya saat ditemui Narasidesa.com di Kedai Kopi Binuang Integral Park pada Selasa (15/06/2021).
Menyoal kedai kopi, Heryanto menambahkan, kopi yang menjadi menu andalan adalah kopi khas Bantar Agung lengkap dengan menu makanan tradisionalnya seperti kue cucur, emping melinjo dan kripik pisang. Ke depannya ia bersama pengurus akan menanam Porang. “Karena Porang di sini mudah tumbuh dan potensinya bagus, harganya pun sedang mahal, untuk kataknya saja yaitu 40ribu per kg. Umbi Porang saat ini di pasaran harga 8 ribu per kg. Rencananya akan kami sediakan lahan seluas 2 Hektare khusus untuk Porang,” ujarnya optimis.
Sementara itu, Kepala Desa Bantar Agung, Samhari, mengatakan bahwa sejak tahun 2019 Desa Bantar Agung dinobatkan sebagai desa wisata. “Masyarakat kami sudah siap dengan desa wisata. Tapi kami masih mengharapkan dukungan pihak lain untuk pengembangannya, termasuk dukungan dari Koperasi Cipta Agung Mandiri. Adapun soal kendala signal internet kami sudah mulai dengan 10 spot hanya saja
Kasi Pelayanan Desa Bantar Agung, Ahyani, mengatakan bahwa untuk pengunjung di kawasan wisata kisaran ratusan orang per minggu. Soal kependudukan, Desa Bantar Agung dihuni oleh 1250 KK, dengan jumlah warga miskin sekitar 300 KK. “Sebagian besar di sini petani dan buruh tani. Untuk buah-buahan khas di sini ada Durian Dalem, Durian Ameto, Batre dan Montong. Harapannya ke depan Bantar Agung lebih maju lagi,” ujarnya.
Salah seorang petani warga Dusun Mertasela, Desa Bantar Agung, Kecamatan Sindangwangi, Suja’i, mengatakan bahwa pertanian biasanya bagus jika musim panas. “Kalau musim hujan hasilnya kurang baik. Sekarang ini mulai musim kemarau. Jenis padi yang kami tanam adalah jenis IF,” jelasnya.
Suja’i mempunyai lahan 1.400 m², dengan hasil maksimal 6 kwintal. Harga sekarang 500 ribu/kwintal. “Harga segini ini sudah harga normal, untuk harga terbaik yaitu 600 ribu/kwintal,” jelasnya.
Ketua Yayasan Damandiri, Letjen (purn) Sugiono menyambut baik dan akan mendukung anak muda Desa Bantar Agung yang ingin mengembangkan desanya menjadi desa wisata unggulan. “Kami sifatnya sebatas mendukung, termasuk soal kendala signal internet, kami menunggu usulan agar segera dapat teratasi,” ujarnya. (nch)