BENDUNGAN RENTANG Majalengka Potensi Wisata Desa bagi BUMDes

ByTim Redaksi

8 January 2021

MAJALENGKA | NARASIDESA.COM – Obyek Wisata bendungan raksasa Rentang adalah salah satu tempat wisata yang berada di Dusun Rentang, Desa Panongan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Bendungan besar yang berada di bagian utara Majalengka ini, menampung beberapa sungai di Jawa Barat, yaitu; Sungai Cimanuk, Citarum dan beberapa sungai kecil lainnya.

Sudah sejak lama Bendungan Rentang ramai dikunjungi wisatawan lokal pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan bendungan pada umumnya . Terlebih saat masa bulan puasa, tempat ini selalu ramai terutama saat “ngabuburit” atau waktu menjelang buka puasa, bendungan peninggalan zaman Belanda ini banyak dikunjungi anak muda dari berbagai desa di sekitarnya. Bendungan ini memang memiliki pesona keindahan yang sangat menarik, termasuk ketika sore hari menjelang maghrib, para pengunjungnya dapat menyaksikan sunset yang tidak kalah dengan pemandangan di pantai-pantai.

Lokasi Bendungan Rentang berada dalam lingkup aliran Sungai Cimanuk dengan luas 6.950 km2 meliputi sebagian daerah Kabupaten Garut, Majalengka, Sumedang, dan Indramayu. Jika dilihat sejarahnya, Bendungan Rentang ini sudah dibangun sejak tahun 1911 dan beroperasi dari tahun 1916 sampai dengan 1981. Dari tahun pembangunannya saja, kita dapat melihat bahwa bendungan besar ini memang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda.

Proyek revitalisasi Bendungan Rentang dimulai pada tahun 1979 sampai dengan 1982, dengan kontraktor yang berasal dari Prancis bekerjasama dengan PT. Hutama Karya Pusat. Dananya berasal dari Bank Dunia, Bendungan ini merupakan bendungan terbesar di wilayah utara Majalengka. Bendungan ini juga sering dipakai sebagai tempat wisata, sekedar lari pagi dan jalan-jalan bagi anak ABG, sehingga tidak heran jika setiap hari Minggu pagi ramai sekali pengunjung.

Pemerintah sebenarnya sudah berupaya dengan melakukan perawatan setiap tahun tahun sekali dengan melakukan pengeringan atau pengurasan seperti yang terakhir dilaksanakan pada Senin (19/10/2020). Hanya saja, hal ini belum optimal dan belum dimanfaatkan secara baik misalnya untuk bagian dari BUMDes Jatitujuh. Jika pemerintah setempat bersama aparat Desa Jatitujuh jeli dan bersungguh-sungguh melakukan penataan kawasan, kondisinya tentu tidak akan seperti yang terlihat sekarang ini. Sungguh disayangkan, jalan di sekitar bendungan banyak yang rusak dan rumputnya seolah tidak dirawat dan ditata dengan baik. (nch)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *